Selain Tarif Mahal, Jalan Rusak Ikut Jadi Penyebab Sepinya Pengunjung Wisata GSE di Pamijahan

(Foto: Redi Ihwanudin | bogorprioritas.com)

Penulis: Arif Nur W
Editor: Donni Andriawan S

banner 336x280

KABUPATEN BOGOR | bogorprioritas.com Destinasi wisata alam di Kabupaten Bogor sudah populer di kalangan wisatawan. Namun sayangnya ketenaran itu bukan lantaran suguhan panoramanya yang menawan, tapi justru atas berbagai hal negatif hingga seringkali viral di media sosial.

Salah satu yang kini tengah menjadi sorotan adalah kawasan Wisata Gunung Salak Endah (GSE) yang ada di Pamijahan, Kabupaten Bogor.

Seperti di berbagai tempat wisata lain, di tempat ini juga pengunjung kerap harus mengeluarkan uang lebih lantaran diduga praktik pungutan liar (pungli) hingga tarif tiket masuk yang dinilai terlampau tinggi, tidak sesuai dengan infrastruktur penunjang yang harusnya mereka dapatkan.

Sepinya tingkat kunjungan ke kawasan Wisata GSE ini pun diakui Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor, Yudi Santosa.

Menurut Yudi, selain kenaikan tarif, infrastruktur jalan yang kurang memadai juga berimbas pada sepinya kunjungan wisata di GSE via Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.

Disbudpar, kata Yudi, telah mendorong peningkatan akses wisata di Kabupaten Bogor termasuk di kawasan kaki Gunung Salak ke Dinas PUPR.

“Potensi alam di wilayah Timur, termasuk Barat menjadi perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Dalam RPJMD juga disebut bahwa memprioritaskan akses wisata,” ucap Yudi, Senin (28/4/2025).

Ia menyebutkan, potensi wisata termasuk wisata alam di Kabupaten Bogor memberikan dampak positif pada perekonomian warga setempat. Sehingga perhatian serta dukungan instansi terkait diperlukan agar peningkatan jalan menuju kawasan wisata dapat diprioritaskan.

“Salah satu yang diprioritaskan itu adalah jalan yang mempunyai dampak ekonomi, sosial dan budaya, dan implementasi itu nanti Dinas PUPR yang berhak dan kita yang mengusulkan kepada bupati melalui (Dinas) PUPR,” ungkap Yudi.

Meski demikian, ia menyebut tidak semua akses wisata alam perlu dilakukan perbaikan. Seperti objek-objek wisata ekstrem.

“Seperti wisata offroad atau tracking, dan ada beberapa jalan yang bukan milik pemda atau desa, tentu kita tidak bisa memperbaiki jalan itu,” sambungnya.

Seperti diketahui, jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan Wisata GSE di Pamijahan terus menurun dan dan semakin sepi.

Kondisi itu imbas dari adanya penyesuaian tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) oleh Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) yang mematok tarif tiket masuk menjadi sebesar Rp 45.000.

Selain itu, seperti diungkapkan pengurus gerbang utama Wisata GSE via Gunung Sari sekaligus tokoh Veteran Lokapurna, Daden Amir Hamzah bahwa sudah sekitar 15 tahun jalan menuju kawasan wisata GSE tidak pernah tersentuh pembangunan.

“Saya sudah 59 tahun di sini, dan warga sudah bergantung dengan pengunjung. Makanya kami meminta agar Balai TNGHS dan Pemkab Bogor memperhatikan soal ini,” tegasnya.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *