(Foto: Humas Pemkot Bogor)
Penulis: Panca Mega
Editor: Donni Andriawan S
KOTA BOGOR | bogorprioritas.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Perhubungan (Dishub) dan Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Bogor Kota, Organda, para pengusaha angkot serta unsur wilayah, Jumat (11/4/2025), mengadakan pertemuan untuk kembali mematangkan rencana rekayasa lalu lintas di jalur alternatif BNR–Cipinang Gading–Pamoyanan.
Rapat yang dipimpin Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqin itu untuk menindaklanjuti imbas putusnya akses di Jalan Saleh Danasasmita, Kelurahan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Selasa (4/3/2025) lalu.
Namun, sayangnya rencana penerapan sistem satu arah di jalur tersebut nampaknya akan tertunda karena para pengusaha angkot belum menyetujui usulan tersebut.
“Tadi belum clear karena beberapa pengusaha angkot masih komplain, termasuk soal menurunnya penghasilan mereka akibat longsor di Batutulis. Banyak yang mengeluh, tapi ke siapa? Ini kan bencana, bukan keinginan pemerintah, bukan keinginan kita. Bahwa bencana itu tidak bisa dihindari, tapi bisa kita hadapi bersama,” ungkap Jenal.
Para pengusaha angkot, kata Jenal, masih menginginkan skema lalu lintas yang sama seperti yang berlaku saat ini.
Tapi, fakta di lapangan menunjukkan bahwa jalur Cipinang Gading terus mengalami lonjakan volume kendaraan. Hal itu menyebabkan tersendatnya arus lalu lintas.
“Saya sampaikan bahwa kalau begini terus, tingkat okupansi kendaraan di Cipinang Gading maupun Pabuaran akan terus crowded, terjadi crossing antarkendaraan roda empat, terutama di Cipinang Gading,” ucap Jenal.
Padahal, skema rekayasa lalu lintas yang dirancang pihak kepolisian sebagai instansi yang memiliki diskresi dalam rekayasa lalu lintas tidak akan memberlakukan selama 24 jam.
Skema rekayasa lalu lintas itu hanya akan berlaku pukul 04.00–09.00 WIB untuk jalur satu arah dari Pamoyanan–Cipinang Gading–BNR. Sementara untuk arah sebaliknya diberlakukan pukul 16.00–21.00 WB.
Dipilihnya waktu tersebut mengingat aktivitas lalu lintas lebih padat lantaran banyaknya anak sekolah, warga yang berangkat bekerja maupun warga yang menjalankan kegiatan ekonomi lainnya.
“Aspirasinya kita tampung dulu dari para sopir angkot dan KKSU. Kita harap mereka bisa bantu pemerintah memberikan solusi terbaik, terutama untuk yang terdampak, agar setidaknya tidak terlalu macet atau crowded. Toh, sistem ini pun tidak diberlakukan seharian penuh, hanya lima jam pada waktu tertentu,” tutup Jenal.