(Foto: Istimewa)
Penulis: Andri Budiman
Editor: Donni Andriawan S
KOTA BOGOR | bogorprioritas.com – Berdasarkan data pemantauan BMKG menunjukkan adanya tren peningkatan aktivitas gempa bumi di Indonesia, termasuk adanya potensi gempa megathrust (kontak antar lempeng).
Selain itu, adanya kemiripan megathrust Nenkai (Jepang) dengan dua gempa megathrust yang ada di Indonesia harus diiringi dengan peningkatan kesiapsiagaan bencana.
Oleh sebab itu, BPBD Kota Bogor mengeluarkan surat edaran tentang peningkatan kesiapsiagaan khususnya dalam menghadapi potensi terjadinya megathrust.
Surata edaran tersebut ditujukan kepada pimpinan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor hingga seluruh camat dan lurah.
Melalui surat itu, Kepala BPBD Kota Bogor Hidayatulloh, Senin (26/8/2024), meminta agar para camat dan lurah untuk menyiapkan langkah-langkah konkrit guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa, baik sebelum, saat, dan paska bencana.
“Untuk pra-bencana, BPBD mendorong agar camat dan lurah menyiapkan rencana untuk penyelamatan diri apabila gempa bumi terjadi. Melakukan latihan yang dapat bermanfaat dalam menghadapi reruntuhan saat gempa bumi seperti merunduk, perlindungan terhadap kepala, berpegangan ataupun dengan bersembunyi di bawah meja,” jelas Hidayatulloh.
Selain edukasi mengenai proses penyelamatan atau evakuasi, ia juga mengimbau supaya masyarakat menyiapkan alat pemadam kebakaran, alat keselamatan standar dan menyediakan obat-obatan.
“Mencari informasi risiko gempa, menyusun rencana evakuasi, menetapkan jalur evakuasi dan tempat evakuasi sementara,” tambah Hidayatulloh.
Di saat bencana, lanjut Hidayatulloh, masyarakat diingatkan untuk berlindung di bawah meja menghindari benda-benda yang mungkin jatuh dan jendela berkaca. Kemudian melindungi kepala dan segera menuju ke area terbuka.
“Hindari menggunakan lift dan eskalator, gunakan tangga darurat. Jangan berdiri dekat tiang, pohon atau sumber listrik, serta gedung yang mungkin roboh. Kenali bagian bangunan yang memiliki struktur kuat, seperti pada sudut bangunan,” jelasnya.
Untuk kondisi paska gempa, Hidayatulloh pun meminta supaya masyarakat tetap waspada dengan adanya potensi bencana susulan sambil memeriksa keberadaan api dan potensi terjadinya bencana kebakaran.
“Pada kondisi ini masyarakat dianjurkan berdiri di tempat terbuka, jauh dari gedung dan instalasi listrik dan air serta menjauhi daerah yang rawan longsor,” tutup Hidayatulloh.
Sebagai informasi, gempa berkekuatan magnitudo 5,8 mengguncang Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, Senin (26/8/2024) pukul 19.59 WIB.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, bahwa gempa tektonik tersebut terjadi di Samudra Hindia, berlokasi di selatan Gunungkidul.
“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,5,” kata Daryono melalui keterangan resmi, Senin (26/8/2024).
Daryono menyebut, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal.
“Akibat adanya deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng (megathrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust),” jelas Daryono.