(Foto: Donni/bogorprioritas.com)
Editor: Donni Andriawan S
KOTA BOGOR | bogorprioritas.com – Seni budaya sebagai warisan leluhur yang sarat makna dan tak ternilai, sejatinya harus mendapatkan perhatian agar senantiasa terjaga kelestariannya untuk masa depan.
Namun sayangnya, bidang yang satu ini tidak mendapatkan perhatian publik, tak terkecuali pemerintah yang harusnya mengambil peran terdepan. Tidak saja terhadap seni budayanya itu sendiri, tapi termasuk kepada para pelaku dan pegiat di dalamnya.
Keresahan itu disampaikan pimpinan Sanggar Edas Kota Bogor, Ade Suarsa kepada bogorprioritas.com, di sela acara Evaluasi Tari Sanggar Edas ke-XV dan Pagelaran Hasil PKL SMKN 1 Sumedang 2024, di Boxies 123 Mall, Sabtu (2/11/2024).
Menurut Kang Ade, sapaan akrabnya, sanggar-sanggar seni di Kota Bogor selama ini dibiarkan berjalan sendiri-sendiri mulai dari mengelola, memperkenalkan seni budaya khususnya Sunda, hingga upayanya dalam menjaga dan melestarikan warisan besar leluhur.
“Selama ini yang kami rasakan kurang lebih seperti itu (minim perhatian dari Pemerintah Kota Bogor termasuk dinas terkait). Padahal jika bicara prestasi, kami ini sudah banyak membawa harum Kota Bogor di berbagai level mulai dari lokal hingga nasional,” ungkap Kang Ade.
Semestinya, lanjut Ade, seni budaya ikut menjadi perhatian dan skala prioritas Pemkot Bogor di dalam setiap program kerjanya termasuk dukungan dari legislatif dalam APBD.
“Tapi, sayangnya tidak demikian. Kami ini, para pelaku, pegiat dan sanggar seni dianak tirikan. Pemerintah hanya berfokus pada sektor lain seperti kuliner dan lainnya. Padahal seni dan kesenian ini ada di dalam kurikulum dan menjadi pembelajaran para siswa di sekolah,” papar Ade.
Sanggar seni, masih kata Ade, hanya dirangkul dan dilibatkan ketika dibutuhkan perannya. Seperti saat ada kegiatan seremonial, selebihnya diacuhkan.
Parahnya lagi, ketidakpedulian pun ditunjukkan para calon wali kota yang saat ini tengah bertarung menarik simpati warga jelang Pilkada serentak 27 November 2024.
Tak ada satu pun dari kelima pasangan calon wali kota ini yang sekadar menyinggung soal seni budaya, apalagi iming-iming menyejahterakan para pelakunya.
“Entah karena (seni budaya) kurang menarik, isu yang tidak seksi atau memang tidak peduli, yang jelas di dalam visi misi para calon pemimpin Kota Bogor pun tidak ada yang menyinggung soal ini,” ujar Ade.