(Foto: Dok. Bogorprioritas.com)
Penulis: Devina Putri
Editor: Donni Andriawan S
KOTA BOGOR | Bogorprioritas.com – Sebuah gapura besar berwarna merah yang diberi nama Lawang Suryakencana berdiri megah menyambut siapa pun yang hendak memasuki salah satu ruas jalan ikonik di Kota Bogor ini.
Ya, jalan ini tak lain adalah Jalan Suryakencana yang berlokasi di Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Selain sebagai pusat perniagaan dan salah satu sentra kuliner yang menjadi destinasi wisatawan, ruas jalan ini juga terkenal sebagai Kawasan Pecinan.
Bila menelusuri Jalan Suryakencana, para pelancong dapat melihat bangunan tempo dulu yang bahkan beberapa di antaranya termasuk ke dalam Benda Cagar Budaya (BCB). Selain tentunya deretan ruko-ruko milik para pengusaha yang mayoritas etnis Tionghoa.
Ada pun Kawasan Pecinan ini dimulai dari sebelah kiri antara Jalan Otista dan Jalan Ir H Juanda, tepat di seberang pintu utama Kebun Raya Bogor (KRB).
Jalan Suryakencana merupakan daerah pecinan yang sejak zaman kolonial Belanda terus eksis sampai sekarang. Salah satu bangunan khas yang ada di kawasan ini adalah Vihara Dhanagun atau Hok Tek Bio.
Pada awalnya, Jalan Suryakencana berperan sebagai ruas jalan raya Anyer-Panarukan. Di belakang jalan ini terdapat pemukiman warga Tionghoa yang menetap dan tinggal di pemukiman tersebut.
Jalan Suryakencana pada awalnya dibuat atas perintah Gubernur Jendral Daendels pada tahun 1808. Kala itu masih dikenal dengan Post Weg atau Jalan Pos.
Pada tahun 1970-an, terjadi sebuah peristiwa sejarah yang mengharuskan orang-orang Tionghoa hijrah ke tempat ini dan pada kala itu, kebanyakan warga Tionghoa bertahan hidup dengan cara berdagang.
Sehingga pada saat itu Jalan Suryakencana dikenal sebagai nama Handelstraat. Jalan Perniagaan ini kemudian berubah menjadi nama Suryakencana pada tahun 1970.