Keresahan Orang Tua Jelang Tahun Ajaran Baru, Cari Pinjaman hingga Gadai Aset Demi Sekolahkan Anak

(Foto: Istimewa)

Penulis: Devina Putri
Editor: Donni Andriawan S

banner 336x280

KOTA BOGOR | bogorprioritas.com Tahun ajaran baru bagi banyak orang tua menjadi momen membahagiakan, namun di sisi lain menimbulkan kebingungan.

Bagi orang tua yang mampu secara finansial akan melanjutkan pendidikan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi  dengan ragam opsi bahkan ke swasta, bukan sebuah kendala.

Namun tidak bagi mereka dari golongan keluarga tidak mampu, mereka akan kebingungan mencari biaya untuk bersekolah anak-anaknya.

Sekali pun itu di sekolah negeri atau perguruan tinggi negeri, yang tetap membutuhkan anggaran tidak sedikit untuk membeli perlengkapan sekolah dan kebutuhan penunjang lainnya.

Kondisi ini jelas menjadi potret nyata para orang tua yang selalu terjadi setiap tahunnya. Berupaya seoptimal mungkin memberikan yang terbaik untuk masa depan anak-anaknya.

Namun apalah daya bagi mereka dari kalangan tidak mampu, kondisi ini membuat mereka stres karena terpaksa harus mencari pinjaman, menggadaikan barang atau bahkan menjual aset yang dimiliki dengan tujuan tidak lain agar dapat menyekolahkan anaknya.

Keresahan ini setidaknya tengah dirasakan Sulasmi, orang tua yang hendak menyekolahkan anaknya ke jenjang sekolah menengah pertama (SMP).

Warga Bogor Selatan, Kota Bogor itu mengaku tidak memiliki banyak uang simpanan. Dengan kondisi ini, orang tua tunggal yang harus menghidupi tiga anaknya itu pun diliputi kekhawatiran dan bingung harus mencari anggaran tambahan agar anaknya bisa tetap melanjutkan sekolah.

“Jelas banget, ini saya sekarang lagi bingung-bingungnya mesti nyiapin uang buat anak yang sulung mau masuk ke SMP. Uang simpanan juga nggak akan cukup. Iya, kalau anak saya diterima di sekolah negeri. Kalau nggak, kan mau nggak mau mesti ke swasta dan itu pasti butuh biaya gede,” tutur Sulasmi yang berjualan kecil-kecilan di rumahnya kepada bogorprioritas.com, Selasa (20/5/2025).

Kegelisahan juga turut menyelimuti Effendi, bapak tiga anak yang dua di antaranya di tahun ajaran baru ini akan masuk ke jenjang SMP dan SMA/SMK.

Sementara dengan profesinya yang hanya menjadi pengemudi ojek online (ojol) dengan pendapatan yang tak menentu, sangat risau akan keberlangsungan pendidikan kedua anaknya.

“Itu dia, sekarang-sekarang ini tuh lagi pusing-pusingnya mikirin biaya sekolah anak. Ada juga simpanan nggak seberapa. Yang paling jeleknya nanti cari utangan atau saya gadai ini BPKB motor buat buat biaya anak sekolah, itu juga mudah-mudahan cukup buat semuanya,” ucap Effendi.

“Tahu sendiri, berapa sih pendapatan ojol. Kan setiap harinya juga kita nggak tentu dapatnya. Iya kalau lagi bagus, lagi rame. Kalau lagi sepi udah bersyukur dapet Rp 50.000 juga bisa dibawa pulang,” imbuhnya.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *