(Foto: Dok. bogorprioritas.com)
Editor: Donni Andriawan S
KOTA BOGOR | bogorprioritas.com – Selama beberapa pekan terakhir harga beras di pasaran terus mengalami kenaikan. Warga, terutama emak-emak semakin menjerit dengan terus melambungnya harga kebutuhan pokok yang satu ini.
Pemerintah memang sudah mengambil sejumlah langkah dan kebijakan mengenai hal ini, namun efeknya belum dirasakan langsung oleh masyarakat khususnya kalangan menengah ke bawah.
Karena, pembagian bantuan sosial (bansos) beras hingga operasi pasar murah di banyak daerah di Indonesia nyatanya belum memberikan dampak langsung untuk menurunkan tingginya harga beras.
Kenaikan komoditi ini semakin membuat warga khususnya emak-emak kelas bawah menjerit. Sulitnya ekonomi membuat mereka semakin terhimpit dan kesulitan untuk membeli beras.
Berbagai cara dilakukan untuk mengakali tingginya harga beras ini. Tak sedikit dari mereka yang mengurangi pembelian, sementara yang lainnya mencampurnya dengan beras jagung untuk dikonsumsi.
Keresahan warga kelas bawah ini sepertinya masih akan terus berlangsung selama beberapa waktu ke depan, hal ini lantaran bulan suci Ramadan 1445 H yang sudah di depan mata. Kemudian disambung dengan Hari Raya Idul Fitri.
Di mana fenomena itu telah menjadi hukum pasar saat menjelang hari-hari besar atau momen tertentu, di mana harga kebutuhan pokok akan melonjak dan bahkan menghilang dari pasaran.
Fenomena ini pun hendaknya segera dicarikan solusi yang komprehensif oleh pemerintah. Bukan sekadar melemparkan wacana, mengambil langkah sesaat seperti menggelar operasi pasar, namun lebih jauh dari itu.
Masyarakat menginginkan upaya konkret dari pemangku kepentingan. Mereka ngin harga beras dan kebutuhan pokok lainnya terjangkau.
Warga, terutama kaum marjinal, tidak menuntut banyak kepada pemerintah. Mereka hanya ingin harga kebutuhan pokok yang terjangkau, stabil, dan pasokan yang lancar.
Dengan demikian, kesulitan dan fakta nyata kehidupan di bawah itu dapat diredam pemerintah untuk membantu meringankan sebanyak 24,90 juta penduduk miskin berdasarkan data BPS pada Maret 2023.
Harapan besar pun disandarkan kepada calon pemimpin Indonesia. Presiden dan wakil presiden terpilih, para anggota legislatif yang kelak akan duduk di parlemen untuk memperjuangkan para pemilih, para pemilik suara yang telah mendukung mereka pada Pemilu 2024.
Semoga kehadiran mereka kelak dapat membawa perubahan, perbaikan. Sesuai harapan masyarakat. Harga kebutuhan pokok yang terjangkau, biaya pendidikan dan kesehatan yang ramah di kantong dan lapangan pekerjaan serta peluang usaha yang mudah.