(Foto: Istimewa)
Penulis: Panca Mega
Editor: Donni Andriawan S
KOTA BOGOR | bogorprioritas.com – Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024 jenjang SMA di Kota Bogor melalui jalur zonasi kembali menuai polemik.
Kali ini terjadi di SMA Negeri 3 Kota Bogor yang berlokasi di Ciheuleut, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur.
Lantaran anak-anaknya tidak diterima masuk, sejumlah orang tua siswa mendatangi sekolah tersebut, Kamis (20/6/2024). Beberapa di antaranya hingga mengukur jarak rumah mereka hingga ke sekolah secara manual, yang bahkan tidak sampai satu kilometer (km).
Billy Adyaksa (38) salah satunya. Kedatangannya ke SMA Negeri 3 Kota Bogor itu lantaran diliputi penasaran, mengapa anaknya yang hanya berjarak 900 meter dari sekolah yang dituju justru malah tidak diterima.
Sementara ada siswa yang berasal dari luar Kota Bogor malah diterima melalui jalur zonasi. Oleh sebab itu, dirinya menduga telah terjadi kecurangan dan adanya permainan dari panitia PPDB.
“Saya tidak masalah anak saya tidak diterima. Tetapi, saya ingin memastikan apakah kita yang masih tetangga sekolah ini anaknya bisa masuk lewat jalur zonasi. Ternyata tidak, kita kalah dengan siswa dari luar kota,” ungkap Billy.
Keluhan serupa juga dikatakan Herma (40), warga Kelurahan Baranangsiang, yang jarak rumahnya hanya 700 meter saja dari SMA Negeri 3 Kota Bogor dan anaknya ditolak masuk. Sementara dengan lokasi rumah dan zonasi yang ada, dirinya hanya bisa mendaftarkan anaknya ke sekolah tersebut.
“Saya harus kemana lagi, ini kesempatan anak saya cuma di sini,” keluh Herma.
Kegelisahan pun turut dirasakan Selamet (50, warga Ciheuleut yang sekaligus mempertanyakan sistem PPDB di SMA Negeri 3 Kota Bogor. Padahal jarak rumahnya tak lebih dari 500 meter dengan sekolah.
Dia menduga telah terjadi permainan oleh panitia PPDB sehingga siswa luar daerah bisa masuk melalui jalur zonasi dengan modus menumpang Kartu Keluarga (KK).
“Ya, terjadi kecurangan, lah. Ada dua teman anak saya dari luar (Kota Bogor) bisa masuk kesini (SMA Negeri 3 Kota Bogor) pakai menumpang KK,” keluh Slamet.
Sementara itu, pantauan di lokasi hingga siang hari orang tua masih terus berdatangan ke SMA Negeri 3 Kota Bogor. Mereka menunggu karena pihak sekolah belum ada yang bersedia menemui.








