(Foto: Istimewa)
Penulis: Andri Budiman
Editor: Donni Andriawan S
KABUPATEN SUKABUMI | bogorprioritas.com – Pascalongsor Jalan Tol Bocimi ruas Cigombong-Cibadak pada 3 April 2024, hingga kini belum bisa dilintasi kendaraan.
Bagi pengendara yang akan ke Sukabumi terpaksa harus keluar di exit Tol Cigombong dan melanjutkan perjalanan menggunakan jalur arteri.
Begitu pun dengan arah sebaliknya, yaitu dari arah Sukabumi. Pengendara pun harus terlebih dulu menggunakan jalur arteri sebelum akhirnya masuk Tol Bocimi melalui pintu Tol Cigombong.
Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan pada Kantor Agraria Tata Ruang-Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Kabupaten Sukabumi Enang Sutriyadi menyebutkan, Senin (13/5/2024), kondisi badan jalan di KM 64+600 A masih menganga akibat longsor.
“Kondisinya habis satu jalan ke bawah. Pihak tol (Badan Pengelola Jalan Tol/BPJT) lagi rancang anggaran. Tanahnya itu sepertinya ada mata air di bawah itu (jalan tol), kemungkinan besar itu dibuat jembatan (karena) nggak bisa diurug. Nah, itu lagi dibicarakan oleh pihak (Kementerian) PUPR,” jelas Enang.
Dia menuturkan, material longsor memang sudah dibersihkan di lokasi longsor. Tetapi, imbuhnya, ada beberapa pertimbangan khususnya melihat konstruksi pembangunan jalan tol.
“Satu, anggaran. Kedua, merekonstruksi sesuatu kan nggak mudah juga. Jadi perlu ada kajian-kajian lagi, karena dulu itu tidak terdeteksi ada mata air. Kan di musim kemarau dulu proses pendataannya, mata air kita nggak lihat. Ternyata besar,” ujar Emang.
Lebih lanjut ia mengatakan, proses perbaikan ditargetkan selesai dalam waktu secepatnya atau tiga bulan pascalongsor.
“Mintanya dari Staf Kepresidenan secepat mungkin agar diperbaiki dan bisa digunakan lagi. Tapi ya, kembali lagi ke (Kementerian) PUPR,” pungkas Enang.
Sebagai informasi, Kantor ATR/BPN Kabupaten Sukabumi bersama Kementerian PUPR, BPJT dan Staf Kepresidenan melakukan peninjauan lokasi longsor di KM 64+600 A ruas Tol Bocimi Cigombong-Cibadak pada 13 Mei 2024.
Proses penanganan longsor itu pun hingga kini masih terus dilakukan PT Waskita Karya di bawah Kementerian PUPR, dan PT Trans Jabar Tol selaku operator yang tengah merancang anggaran untuk biaya perbaikan.