(Foto: Dok. BPBD Kota Bogor)
Editor: Donni Andriawan S
KOTA BOGOR | bogorprioritas.com – Tingginya tingkat kebencanaan di Kota Bogor khususnya selama Oktober 2024, nyatanya tidak dibarengi dengan percepatan penyerapan anggaran dari pos Biaya Tidak Terduga (BTT).
Hal itu pun mendapatkan sorotan DPRD Kota Bogor yang disampaikan langsung Wakil Ketua I M. Rusli Prihatevy, Kamis (17/10/2024).
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), serapan BTTdi Kota Bogor hanya 0,33 persen atau Rp 310 juta dari total pagu anggaran sebesar Rp 92,11 miliar.
“Tentu dengan banyaknya bencana yang terjadi di bulan Oktober, kami mendorong Pemerintah Kota Bogor untuk segera mencairkan BTT untuk para korban bencana. Sebab, realisasi serapan anggaran masih sangat minim,” kata Rusli.
Oleh karena itu, ia meminta kepada Pemkot Bogor untuk memaksimalkan serapan anggaran BTT yang ditujukan untuk menanggulangi bencana dan memperbaiki infrastruktur akibat bencana.
(Foto: Humpropub)
Rusli juga menekankan pentingnya penyaluran BTT untuk para korban bencana. Selain untuk memastikan tidak ada bencana susulan di lokasi, tetapi juga memaksimalkan serapan anggaran agar tidak terjadi SILPA.
Dia juga meminta kepada Pemkot Bogor untuk segera menindaklanjuti SK kebencanaan yang dikeluarkan oleh BPBD, agar pelaksanaan pembangunan bisa langsung dikerjakan dan tidak menjadi tanggungan di tahun berikutnya.
Maka, diperlukan sinergitas dan kecepatan pelaksanaan dari dinas-dinas teknis yang ada seperti Dinas PUPR dan Disperumkim Kota Bogor.
“Jadi dinas teknis harus segera melayani masyarakat yang kesulitan. Jangan sampai SK kebencanaan ini tidak ditindaklanjuti dan menjadi tanggungan di tahun berikutnya, seperti yang terjadi di tahun 2022 lalu. Nantinya laporan terkait BTT ini akan kami tindaklanjuti di dalam rapat kerja komisi-komisi, sebab kami ingin memaksimalkan fungsi dan tugas DPRD Kota Bogor,” tutup Rusli.
Berdasarkan laporan BPBD Kota Bogor, dari 85 bencana yang terjadi terdapat 72 rumah terdampak dengan klasifikasi 31 rusak ringan, 26 rusak sedang dan 15 rumah rusak berat. (*)