Ilustrasi siswa berkendara sepeda motor. (Foto: Istimewa)
Penulis: Panca Mega
Editor: Donni Andriawan S
bogorprioritas.com – Jika sebelumnya telah mengeluarkan kebijakan berupa larangan bagi sekolah mengadakan study tour, kali ini Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi kembali membuat kebijakan serupa.
Di Hari Pendidikan Nasional tingkat Jawa Barat yang diselenggarakan di lapangan Rindam III Siliwangi, Jumat (2/5/2025), Dedi Mulyadi resmi melarang siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) membawa telepon seluler (ponsel) dan sepeda motor ke sekolah.
Tak hanya untuk SD dan SMP, larangan serupa juga berlaku untuk siswa di jenjang sekolah menengah atas (SMA).
Ia melarang siswa SMA yang belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) membawa kendaraan pribadi, terutama sepeda motor, ke sekolah.
Larangan membawa ponsel dan sepeda motor untuk siswa ini resmi berlaku mulai Jumat, 2 Mei 2025 untuk seluruh wilayah Jawa Barat.
“Per hari ini anak SD dan SMP tidak boleh bawa sepeda motor dan hp,” tegas Dedi Mulyadi.
Larangan tersebut bukan tanpa dasar. Ia merujuk pada Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang dengan jelas menyebutkan bahwa pengendara kendaraan bermotor harus memiliki SIM.
“Untuk anak SMA itu yang belum cukup umur tidak boleh bawa kendaraan bermotor. Kan itu undang-undang lalu lintas, selama ini penegakannya tidak bisa berjalan karena ada keraguan tindakan di lapangan,” kata Dedi Mulyadi.
Menurutnya, anak-anak yang belum cukup umur seharusnya tidak diberi kebebasan membawa kendaraan bermotor.
Selain melanggar aturan, ini juga berbahaya bagi keselamatan mereka.
Namun selain sepeda motor, perhatian Dedi Mulyadi juga tertuju pada ponsel. Karena, ujarnya, ponsel justru lebih banyak membawa gangguan ketimbang manfaat di ruang kelas.
Ia ingin agar siswa kembali fokus pada proses belajar. Tanpa distraksi dari notifikasi, media sosial, atau game.
