(Foto: Humpropub)
Editor: Donni Andriawan S
KOTA BOGOR | bogorprioritas.com – DPRD melalui Komisi III akan memanggil Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor. Pemanggilan tersebut sebagai buntut dari aksi mogok kerja yang dilakukan para sopir truk sampah.
Dikatakan langsung Ketua Komisi III Zenal Abidin, Rabu (22/5/2024), pihaknya langsung melayangkan surat kepada DLH Kota Bogor yang isinya untuk menggelar rapat kerja. Rencananya, pertemuan itu akan dilaksanakan pekan depan.
Ia menilai, semestinya kejadian seperti ini tidak terjadi jika perencanaan dan penggunaan anggaran yang dilakukan oleh DLH Kota Bogor sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
“Harusnya hal-hal seperti ini kan bisa direncanakan saat penyusunan APBD, jika program yang dituangkan sesuai dengan kebutuhan di lapangan,” ucap Zenal.
Oleh sebab itu, dirinya meminta DLH Kota Bogor untuk segera mengkomunikasikan hal ini dengan pihak penyedia jasa outsourcing dan para sopir truk agar segera menemukan solusinya.
“Intinya ini harus dibicarakan dengan semua pihak. DLH harus aktif mencari solusi, karena kalau dibiarkan berlarut-larut bisa berdampak buruk kepada masyarakat,” tuturnya.
Ia berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali, karena hal ini mencoreng nama baik Kota Bogor yang diawal tahun sudah memenangkan Piala Adipura.
“Pemkot Bogor juga jangan mau Piala Adipura-nya saja, tapi tidak memperhatikan rekan-rekan yang bekerja di lapangan. Kan kemarin katanya kemenangan semua, jangan sampai ada beberapa pihak yang malah merasa tidak diperhatikan,” pungkasnya.
(Foto: Istimewa)
Diberitakan sebelumnya, para pengemudi truk sampah DLH Kota Bogor melakukan mogok kerja, Rabu (22/5/2024), mengakibatkan ratusan ton sampah terbengkalai dan menumpuk di banyak lokasi Tempat Penampungan Sementara (TPS).
Menurut penuturan seorang pengemudi truk sampah yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, alasan mengapa mereka melakukan aksi mogok kerja.
“Jadi, semua operasional itu semua ke kami (pengemudi yang tanggung). Mulai kendaraan rusak, perbaikan dan lainnya, dan saya hanya pekerja non-pegawai, jadi berat. Semua tuntutan sudah disampaikan ke kepala dinas,” kata sopir tersebut.
Sementara Kepala DLH Kota Bogor Denni Wismanto mengatakan, aksi mogok sopir truk sampah itu terjadi akibat adanya tuntutan kenaikan biaya operasional.
“Sebetulnya di perjalanan banyak hal yang tidak bisa diduga. Ada proses bisnis yang memang belum bisa kami akomodir. Namanya di jalan banyak kebutuhan-kebutuhan. Selama ini kebutuhan di jalan itu ditanggulangi oleh sopir truk sampah. Lama-lama mungkin mereka berat, dan harus jadi beban kami,” papar Denni.
Dengan kondisi itu, imbuhnya, para sopir truk sampah meminta tambahan biaya operasional dengan kisaran Rp 50 ribu per hari. (*)