(Foto: Dok. bogorprioritas.com)
Penulis: Andri Budiman
Editor: Donni Andriawan S
bogorprioritas.com – Sampai saat ini kasus kecelakaan lalu lintas di Indonesia masih sangat tinggi, hal ini berbanding lurus dengan tingkat fatalitas yang ditunjukkan oleh banyaknya korban jiwa yang terenggut di jalan.
Selain karena faktor kelalaian (human error) manusia maupun teknis kendaraan, penyebab tingginya kecelakaan ini juga turut disumbang oleh truk Over Dimension Over Loading (ODOL) yang hingga sekarang masih menjadi momok menakutkan di jalan raya.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Operasional Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana, dalam Rapat Koordinasi Indonesia Menuju Zero ODOL, Minggu (15/6/2025).
Dewi menegaskan, bahwa kendaraan ODOL tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan korban jiwa.
“Menurut data Jasa Raharja, kendaraan overload dan over capacity menjadi penyebab kecelakaan nomor dua,” ungkap Dewi.
“Pada tahun 2024, tercatat 6.390 korban meninggal dunia yang diberikan santunan. Sementara hingga Mei 2025, tercatat 2.203 korban meninggal dunia dari 7.485 kasus kecelakaan,” tambah Dewi.
Selain itu, menurut Kementerian Perhubungan, sekitar 30–40 persen kecelakaan lalu lintas melibatkan kendaraan berat dan lebih dari 200 kasus kecelakaan akibat ODOL tercatat sepanjang tahun 2023.
Tak hanya membawa dampak buruk terhadap aspek keselamatan, kerugian akibat kendaraan ODOL juga berdampak besar pada ekonomi negara.
Data dari Kementerian PUPR tahun 2022 menunjukkan, bahwa kerusakan infrastruktur jalan akibat kendaraan ODOL menyebabkan kerugian negara hingga mencapai Rp 43 triliun per tahun.
Oleh karena itu, dalam upaya mendukung target nasional menuju Indonesia bebas kendaraan ODOL pada 2025, Jasa Raharja menyatakan komitmennya untuk terlibat aktif dalam menciptakan sistem transportasi yang lebih aman.
“Kami dari Jasa Raharja tentu saja sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan, dan Jasa Raharja akan mendukung dengan sepenuh hati langkah-langkah dan seluruh upaya dalam menciptakan Zero ODOL,” ujar Dewi.
