Shelter Sindangsari 2 Dipenuhi Angkot “Ngetem”, Penumpang BisKita Kritik Dishub

(Foto: Panca Mega/bogorprioritas.com)

Penulis: Panca Mega
Editor: Donni Andriawan S

banner 336x280

KOTA BOGOR | bogorprioritas.com Keberadaan shelter BisKita Trans Pakuan Kota Bogor sejatinya dibangun untuk memudahkan aksesibilitas seluruh penggunanya, namun kenyataannya tidak demikian.

Sebab, ada satu shelter di koridor satu yang dikeluhkan para penumpang setia BisKita Trans Pakuan. Yaitu Shelter Sindangsari 2 yang berlokasi di Jalan Raya Wangun, Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur, yang selalu dipenuhi angkutan perkotaan yang ngetem.

Para pengemudi angkutan perkotaan ini dengan sengaja memarkirkan kendaraannya tepat di depan shelter, sehingga setiap kali armada BisKita hendak menepi untuk menurunkan dan menaikkan penumpang kesulitan.

Tidak jarang akhirnya penumpang BisKita mengalah dengan turun bukan pada tempatnya, kendati untuk melangkah naik-turun dari bus cukup tinggi.

Kondisi ini dikeluhkan oleh banyak penumpang BisKita Trans Pakuan. Mereka berharap kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Perhubungan (Dishub) untuk dapat menertibkan dan memberikan tindakan tegas kepada para sopir angkot yang ngetem di Shelter Sindangsari 2.

Soraya, pekerja swasta yang setiap hari menggunakan BisKita Trans Pakuan ini merasakan ketidaknyamanan itu sejak lama. Hanya saja dirinya sudah pesimis untuk mengadukan hal tersebut.

Shelter Sindangsari 2 ini memang saya pikir yang paling nggak tertib, nggak nyaman banget. Pasti banyak angkot yang nutupin shelter nungguin penumpang BisKita yang turun,” keluh Soraya kepada bogorprioritas.com, Minggu (27/4/2025).

Bersama penumpang lainnya, warga Kelurahan Bojongkerta ini berharap supaya Dishub Kota Bogor bisa segera mengambil tindakan tegas atas ketidaknyamanan yang sudah berlangsung lama itu.

“Kalau kita sih sebagai penumpang pastinya pengen banget yang namanya kenyamanan, akses yang gampang turun naik BisKita,” ujarnya.

Kekesalan serupa juga diutarakan Ajeng, warga Kelurahan Harjasari yang menyatakan keheranannya atas pembiaran oleh Dishub Kota Bogor. Padahal kesemrawutan di shelter itu telah berlangsung lama sejak BisKita Trans Pakuan kembali beroperasi.

“Saya di satu sisi heran sama Dishub, masa iya nggak tahu kondisi shelter di sini (Sindangsari 2) kayak gimana kacaunya. Tapi, di lain sisi saya sebagai warga pinggiran Kota Bogor nggak heran juga. Karena, kan pemerintah (Pemkot Bogor) cuma ngurusin daerah perkotaan aja. Jadi kita-kita yang warga pinggiran mah terimain nasib aja,” tutur karyawan swasta yang bekerja di kawasan Jalan Ir Juanda, Kota Bogor.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *