(Foto: Devina Putri/bogorprioritas.com)
Penulis: Devina Putri
Editor: Donni Andriawan S
KOTA BOGOR | bogorprioritas.com – Di tengah ramainya isu perang dagang Amerika Serikat dan ketidakpastian ekonomi global rupanya memukul para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Imbas dari kondisi tersebut membuat geliat bisnis para pelaku UMKM terkena dampaknya. Menurunnya daya beli konsumen praktis mempengaruhi omzet mereka sehari-hari.
Kondisi ini sudah dirasakan mereka sejak beberapa pekan terakhir, dan penurunan grafik penjualan semakin terasa yang ditambah harga sejumlah barang masih terbilang tinggi di pasar.
Yana, penjual ayam goreng cepat saji di salah satu jalanan Kota Bogor mengaku penjualannya terus merosot beberapa pekan terakhir atau tepatnya setelah Lebaran lalu.
Untuk menjual 50 potong ayam goreng buatannya, ia bahkan harus membuka lapaknya hingga menjelang larut malam.
“Kerasa banget sekarang, ekonomi lagi bener-bener sulit buat saya yang cuma jualan kecil-kecilan begini. Sekarang ini tiap hari pasti ada aja ayam yang tersisa, nggak kejual. Saya siapin 50 potong itu berat, susah lakunya,” ungkap Yana.
Pengakuan serupa juga dikatakan Tisna, penjual gorengan yang kerap mangkal tak jauh dari salah satu pusat perbelanjaan di Kota Bogor.
Meski harga dagangannya dijual tak lebih dari Rp 1.000 per buah, namun tidak lantas membuat konsumen ramai datang ke lapak sederhananya.
“Padahal kalau ngomongin harga, sebenarnya gorengan yang saya jual ini terbilang murah dan bisa dibeli semua kalangan. Tapi, nggak tahu kenapa sekarang-sekarang ini susah pisan. Mungkin pengaruh juga sama kondisi ekonomi sekarang yang emang lagi turun, jadi kita kena imbasnya juga,” ujar Tisna.