(Foto: Panca Mega/bogorprioritas.com)
Penulis: Panca Mega
Editor: Donni Andriawan S
KOTA BOGOR | bogorprioritas.com – Selain kesunyian yang harus dirasakan selama beberapa waktu terakhir, kesulitan akses hingga matinya sumber penghidupan semakin menambah lengkap penderitaan warga yang tinggal di RT 1, RT 2, dan RT 3 RW 8 Kelurahan Lawanggintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.
Bagaimana tidak, selama satu bulan lebih ini belum ada satu pihak pun yang memberikan kejelasan dan solusi konkret perihal terputusnya Jalan Saleh Danasasmita. Bahkan sekadar kalimat permohonan maaf maupun itikad baik lainnya sebagai bentuk tanggung jawab, perhatian dan kepedulian terhadap warga khususnya yang terdampak langsung, tak kunjung mereka terima.
Tokoh masyarakat setempat, Jajang Suherman kepada bogorprioritas.com jelang kedatangan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang akan meninjau lokasi tanah amblas Jalan Saleh Danasasmita, Senin (14/4/2025), berharap agar adanya permintaan maaf secara langsung kepada warga mulai dari pihak kontraktor proyek underpass Batutulis, Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas IA Bandung, hingga Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
Tidak sampai disitu, dirinya juga menyinggung para wakil rakyat khususnya dari daerah pemilihan (dapil) Bogor Selatan yang bahkan jumlahnya mencapai sepuluh orang, seolah menghilang tak pernah menunjukkan batang hidungnya hanya untuk menyapa dan menanyakan kabar mereka paskalongsor Jalan Saleh Danasasmita.
(Foto: Donni/bogorprioritas.com)
“Sampai sekarang ini warga tidak pernah mendengar permohonan maaf dari pemerintah daerah, dari PT KAI, atau pelaksana proyek. Warga kita ajak untuk bisa memahami dan mengerti bahwa ini sebuah bencana, hanya itikad baik dan rasa tanggung jawab pemerintah ini memang belum terlihat karena paskabencana sampai hari ini belum ada realisasi,” papar Jajang.
“Anggota dewan juga sampai saat ini belum ada satu pun yang hadir, mereka turun hanya 5 tahun sekali. Jadi dewan juga harus bisa menunjukkan kinerjanya, tanggung jawabnya, aspirasi masyarakat ini harus ditampung dan harusnya ini pengkoordinasiannya ada di pihak dewan. Sampai saat ini belum menunjukkan tanggung jawabnya. Dapil Selatan ini kan ada 10 orang, satu pun belum terlihat yang turun,” lanjut Jajang.
Ia menuturkan, ada banyak dampak yang ditimbulkan dari terputusnya akses jalan tersebut. Di antaranya seperti matinya geliat ekonomi warga yang selama ini berjualan dan menggantungkan hidupnya di ruas Jalan Saleh Danasasmita.
“Wilayah RT 1, 2, 3 RW 08 paskabencana longsor di Jalan (Saleh) Danasasmita ada beberapa dampak yang dirasakan masyarakat, terutama pelaku usaha. Ada 11 pelaku usaha yang terdampak, ada warung sembako, ada warung buah, dan masih banyak yang lain. Tetapi warga yang lain juga merasakan dampak dari bencana ini. Karena yang biasanya warga langsung turun dari angkot sekarang jadi terputus, mau tidak mau mereka harus jalan kaki ke atas, kalau mau ke Cipaku harus jalan ke bawah,” jelas Jajang.