Imbas Isu Pengoplosan Pertamax, Pengendara Ramai-ramai Beralih ke SPBU Swasta

(Foto: Andri Budiman/bogorprioritas.com)

Penulis: Andri Budiman
Editor: Donni Andriawan S

banner 336x280

KOTA BOGOR | bogorprioritas.com – Imbas adanya isu mengenai pengoplosan Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi jenis Pertamax yang diproduksi PT Pertamina, tidak saja merugikan keuangan negara dalam jumlah yang sangat fantastis. Namun juga masyarakat pengguna, yaitu para pemilik kendaraan.

Pasalnya, setelah kabar tersebut mencuat ke permukaan pascaterbongkarnya kasus dugaan korupsi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu telah menimbulkan kekhawatiran pemilik kendaraan akan dampak dari kebenaran isu pengoplosan terhadap mesin kendaraan mereka.

Akibatnya, kini banyak dari pemilik kendaraan khususnya roda empat yang beralih menggunakan BBM jenis serupa dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta yang didominasi merek asing.

Rizaldi misalnya, ia sejak beberapa hari terakhir mengaku sudah mengalihkan pembelian BBM untuk mobilnya itu ke salah satu SPBU asing. Dirinya khawatir jika kabar soal dioplosnya Pertamax itu benar adanya.

“Saya nggak mau ambil risiko, daripada mesin kendaraan nantinya bermasalah dan mogok di jalan bikin repot. Toh, secara harga juga nggak beda jauh. Tapi, kita lebih dapat kepastian kualitas dan pelayanannya,” ungkap pria yang setiap hari pergi-pulang Bogor-Jakarta untuk bekerja kepada bogorprioritas.com, Jumat (28/2/2025) pagi.

Pernyataan serupa juga dilontarkan Haris, bahkan ia turut menyoroti mengenai perilaku korup para oknum perusahaan pelat merah milik negara itu.

Padahal, besaran gaji dengan segala fasilitas yang diperoleh para tersangka sudah sangat cukup. Namun masih tetap saja melakukan penyelewengan yang merugikan keuangan negara dan konsumen.

“Saya ini hidup di jalan berprofesi sebagai mitra taksi online, hampir setiap hari saya pakai Pertamax buat mobil supaya selalu nyaman dan aman. Tapi, ternyata malah muncul berita kayak gini yang bikin kita geram bukan main sama kelakuan para koruptor itu. Mereka itu kurang apa dari gaji sama fasilitasnya, sangat serakah dan harus dihukum berat,” ucap Haris.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *