(Foto: Dok. bogorprioritas.com)
Penulis: Panca Mega
Editor: Donni Andriawan S
KOTA BOGOR | bogorprioritas.com – Musim kemarau sudah mulai terasa. Fenomena ini di antaranya ditandai dengan semakin terasa teriknya sinar matahari dan bahkan mulai menimbulkan kekeringan.
Akibatnya, banyak warga yang kesulitan mendapatkan air bersih. Hal ini dikarenakan debit air sumur (air tanah) di rumah-rumah warga yang mulai berkurang, bahkan tidak sedikit ada yang sudah mengering.
Kondisi tersebut membuat warga yang sudah menjadi pelanggan Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor merasa bersyukur, karena tidak kesulitan untuk mendapatkan pasokan air bersih.
Sejumlah pelanggan Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor kepada bogorprioritas.com mengaku, kini mereka jauh lebih aman dan tidak perlu risau menghadapi musim kemarau. Sebab, pasokan air bersih dari perusahaan plat merah milik Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Saya sudah mau jalan lima tahun jadi pelanggan PDAM (Kota Bogor), dan selama waktu itu juga menjadi lebih aman dan nyaman khususnya seperti sekarang yang sudah mulai masuk musim kemarau. Saya tidak kesulitan mendapatkan air bersih,” ungkap pelanggan yang tinggal di Kelurahan Muarasari, Kecamatan Bogor Selatan, Safitri kepada bogorprioritas.com, Kamis (25/7/2024).
Pengakuan serupa disampaikan Gaby, pelanggan yang tinggal di Kelurahan Tajur, Kecamatan Bogor Timur. Ia pun sangat merasakan betul manfaat menjadi pelanggan Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor.
“Meskipun dulu sempat ada kendala sedikit-sedikit, tapi overall pelayanan PDAM Kota Bogor sudah jauh lebih baik. Pasokan airnya lancar, bersih dan terjamin sehat. Musim kemarau juga tidak ada masalah, kita pelanggan benar-benar bersyukur. Apalagi musim kemarau seperti ini,” tuturnya.
Sebelumya, Direktur Teknik (Dirtek) Perumda Tirta Pakuan Ardhani Yusuf melalui Manajer Humas dan Pelayanan Pelanggan Dani Rahmawan yang ditemui bogorprioritas.com, Jumat (12/7/2024), mengatakan jika pihaknya sudah mengantisipasi datangnya musim kemarau untuk mengantisipasi adanya kendala.
“Atas seizin Dirtek, untuk mengantisipasi musim kemarau ini berdasarkan pengalaman sebelumnya bahwa akan melihat dulu bagaimana potensi air baku kita yang berasal dari sungai. Yaitu Sungai Cisadane dan Sungai Ciliwung,” kata Dani.
Selain memantau debit air baku dari kedua sungai itu, lanjutnya, akan dilakukan pengurasan pra-sedimentasi untuk menjaga debit air dari sungai.
“Sungai Cisadane misalnya. Pada saat kemarau yang berkepanjangan bahkan hingga yang ekstrem itu dipastikan akan turun (debit airnya). Yang dilakukan untuk menjaga kestabilan proses produksi dan distribusi ke pelanggan yakni dengan melakukan pengurasan di pra-sedimentasi supaya air itu tetap terjaga debitnya. Dengan terjaganya debit air maka implikasinya pada kualitasnya,” jelas Dani.